Depok Buka Tiga Kawasan Pertumbuhan Kota Baru
Kamis, 22 Maret 2007 | 20:48 WIB
TEMPOInteraktif,Jakarta:
Kota Depok akan membuka tiga kawasan pertumbuhan kota yang baru. Kawasan itu adalah Krukut di Kecamatan Limo, Tapos di Kecamatan Cimanggis, dan Bojongsari di Sawangan. Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Depok, Dadang Wihana, mengatakan kawasan itu akan menjadi pusat pertumbuhan kota baru untuk mendukung dan pemerataan pelayanan pemerintah kota Depok.
“Kami ingin aksesibilitas kota Depok terjangkau untuk semua wilayah dan masyarakat," kata Dadang di ruang kerjanya hari ini.
Dadang mengatakan pertumbuhan dan perkembangan kota Depok saat ini melesat cepat apalagi dengan adanya pembangunan jalan tol Depok-Antasari dan Cinere-Cimanggis. Selama ini pertumbuhan Kota Depok ada di kawasan Margonda, Cisalak, Cinere, Sawangan, Citayam, dan Jatimulya.
Dadang mengatakan Krukut akan dipersiapkan menjadi pusat perdagangan dan jasa di kawasan yang dekat dengan jalan tol Depok-Antasari dan Cinere-Cimanggis. Tapos akan menjadi pusat aksesibilitas dengan membuka pusat rumah pemotongan hewan, pusat grosir, dan pusat eceran. Adapun Bojongsari akan menjadi pusat jasa perdagangan di wilayah Depok bagian barat dengan kawasan pendidikan dan terminal tipe C.
ENDANG PURWANTI
REVIEW
Depok merupakan kota penyangga ibukota DKI Jakarta karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Karena itu sebagai kota penyangga kota Depok sangat pesat pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dari upaya pembangunan yang terus-menerus dilakukan oleh pemerintah daerah kota Depok.
Pembangunan tersebut bermulai pada usaha untuk membangun tiga kawasan yakni Krukut, Limo dan Tapos. Pembangunan yang dilakukan oleh badan pemerintahan setempat direncanakan untuk menjadi pertumbuhan kota baru. Karena selama ini pusat pertumbuhan kota Depok terdapat pada kawasan Margonda, Cisalak, Cinere, Sawangan, Citayam, dan Jatimulya.
Pembangunan tol Depok-Antasari sepanjang 22 km ini diharapkan sangat membantu untuk mengurangi kemacetan yag terjadi di Kota Depok terutama jalan Margonda Raya. Jalan tol ini akan menghubungkan langsung Jakarta Selatan (Jalan P Antasari) dengan Kota Depok sampai ke Bogor sehingga dapat memudahkan akses warga Depok dan Bogor yang akan ke Jakarta dan sebaliknya.
Kawasan Margonda yang merupakan akses utama yang menghubungkan Jakarta dengan Depok. Disana merupakan pusat pertumbuhan dan perkembangan kota Depok. Dapat dilihat di sepanjang kawasan tersebut dipenuhi oleh berbagai jenis usaha masyarakat. Terlebih lagi pusat perbelanjaan yang berdiri tegak. Namun dengan terpusatnya pertumbuhan di kawasan ini menjadikan daerah Margonda Raya rawan macet. Terutama kemacetan ini terjadi pada jam sibuk seperti pagi dan sore hari. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya pembangunan jalan tol Depok-Antasari dapat menjadi solusi tepat mengatasi kemacetan di kawasan ini. Pada saat ini di jalan Margonda Raya terjadi pelebaran jalan yang tadinya 4 jalur menjadi 6 jalur. Ini merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi kemacetan saat ini.
Rencananya di sepanjang koridor tol Depok-Antasari akan dibuat bisnis baru berupa cluster yang berupa hunian, pendidikan, rekreasi, dan pertokoan. Koridor ini melewati kawasan Limo, Krukut, dan Tapos. Oleh karena itu diharapkan kawasan ini dapat berkembang sehingga perputaran ekonomi dapat merata. Karena selama ini pusat perputaran ekonomi terdapat di kawasan Margonda.
Pembangunan jalan tol Cinere-Cimanggis-Jagorawi menghubungkan wilayah Tangerang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta. Dengan adanya Jalan Tol Cinere- Cimanggis-Jagorawi ini diharapkan dapat mengurangi beban jalan tol dalam kota Jakarta yang saat ini sudah terlalu padat dan macet. Diharapkan pembangunan jalan tol ini dapat mempersingkat jarak tempuh dan waktu antara daerah Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang dan pula sebaliknya serta dapat mengurangi kemacetan.
Sabtu, 04 September 2010
Sabtu, 19 Juni 2010
Jakarta, Problema, dan Pembangunan
Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia sekaligus sebagai kota metropolitan. Hal ini tentu saja membuat kota Jakarta tidak pernah berhenti dengan berbagai macam pembangunannya. Pembangunan tersebut mulai dari pusat perbelanjaan, perkantoran, apartemen, bendungan, hingga taman kota. serta berbagai macam fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan kelancaran transportasi, mulai dari TransJakarta hingga underpass.
Berbagai kebutuhan sosial (social needs) terus berupaya dikembangkan untuk memenuhi taraf kelayakan hidup masyarakat di Jakarta. Karena Jakarta dengan luas daerah yang sempit namun padat penduduk, masyarakatnya menginginkan kehidupan yang layak. Hal ini yang membuat keadaan kondisi kota Jakarta cukup mengkhawatirkan. Dengan problem-problem yang dialami masyarakat Jakarta setiap harinya seperti kemacetan yang rutin setiap jam berangkat dan jam pulang kerja kantor, air bersih, polusi, sampah, kurangnya jalur hijau, hingga permukiman kumuh membuat kondisi kota ini sangat dilematis. Terlebih lagi banjir rutin lima tahun sekali yang selalu menghantui masyarakat.Bahkan sekarang hujan seharian pun dapat membuat banjir di wilayah-wilayah tertentu, biasanya yang dulunya adalah rawa-rawa dan lahan persawahan.
Cukup mengkhawatirkan kondisi yang seperti itu karena Jakarta merupakan Ibu Kota Negara Republik Indonesia.Memang sebagian wajah Jakarta sudah cukup tertata rapi dan bersih. Namun itu hanya sebagian contohnya di daerah sentra bisnis dan daerah-daerah penting lainnya yang merupakan pusat kegiatan. Di sana pembangunan dan lingkungannya sangat diperhatikan. Namun bukan berarti tidak ada masalah dibalik kerapian daerah-daerah itersebut. Dibalik gedung-gedung pusat perkantoran terselip perumahan kumuh dengan penerangan seadannya. Kondisi yang demikian sangat memilukan karena tidak sebanding dengan apa yang didepannya.Tidak perlu dijelaskan siapa yang tinggal didalamnya karena kita sudah mengetahui hal ini sejak bertahun-tahun lalu.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam pembangunan wilayah Jakarta. Pembangunan yang berwawasan lingkungan seharusnya cukup untuk menjadi pedoman dalam pembangunan di Jakarta. Gedung perkantoran yang banyak dibangun untuk membantu pergerakan roda ekonomi yang saat ini sedang bergiat melakukan wirausaha, khususnya para kaum muda. Maka dari pembangunan gedung-gedung kantor pemerintah mengakalinya dengan membangun apartemen, baik subsidi dan non-subsidi, yang dibangun untuk memenuhi tempat tinggal warga Jakarta yang semakin hari lahan perumahannya—dan lahan kosong tentu saja--berkurang akibat pembangunan gedung-gedung tersebut. Apartemen non-subsidi ditujukan untuk kalangan menengah ke atas, biasanya perantau yang sudah punya pekerjaan pasti di Jakarta, sedang subsidi ditujukkan untuk menengah ke bawah yang bertujuan untuk mengurangi daerah kumuh. Namun hal ini tidak berjalan lancar karena banyak dari mereka sudah ‘merasa nyaman’ dengan tinggal di’pemukiman yang kurang layak untuk ditempati’. Dengan satu dan berbagai alasan, yang paling sering dijadikan alasan adalah factor ekonomi. Padahal jika mereka tahu ini adalah untuk kebaikan mereka sendiri. Dan tentu saja mereka akan hidup jauh lebih sehat.
Untuk mengatasi polusi, kebisingan, kurangnya lahan bermain karena pembangunan gedung perkantoran dan apartemen, dan sebagai jalur hijau pemerintah berupaya membangun taman kota. Jakarta sudah cukup berpolusi—sudah termasuk jajaran atas kota terpolusi sedunia, cukup bising yang dapat memicu stress, dan kurangnya lahan bermain untuk anak-anak memerlukan banyak taman kota. Bukan hanya sebagai pemandangan sejuk di siang hari, taman-taman ini juga berfungsi untuk wisata murah akhir pekan. Taman Menteng contohnya, taman ini dibangun dengan fasilitas olahraga, terdapat lapangan basket, futsal, dan tempat cukup lapang untuk anak muda bermain skateboard. Selain itu tersedia pula taman bermain untuk balita. Sayangnya, saat malam taman ini kurang penerangan sehingga rentan terjadi tindakan asusila. Dibutuhkan tindakan pengawasan yang cukup pada setiap taman-taman yang ada di kota Jakarta.
Permasalahan Jakarta yang lain dan cukup krusial adalah banjir, banjir besar yang rutin datang dalam jangka waktu lima tahun sekali. Maka dari itu pemerintah membangun bendungan. Diharapkan bendungan ini dapat membantu mengatasi masalah banjir di Jakarta. Salah satunya adalah bendungan Kalimalang. Bendungan besar ini sedang dalam tahap pembangunan, sebagian sudah hampir jadi. Bendungan memang diharapkan untuk membantu mengatasi banjir, namun hal ini tidak akan berfungsi apabila penduduk Jakarta tidak disiplin dalam membuang sampah pada tempatnya. Sepertinya yang dimaksud tempat sampah oleh penduduk Jakarta adalah kali, drainase, dan jalanan, yang notabenenya adalah tempat sampah.
Dan hal lain yang memang sudah sangat membutuhkan solusi secepatnya adalah masalah transportasi. Angkot, kopaja, sepeda motor, dan mobil pribadi ramai-ramai memadati jalanan ibukota setiap harinya, pagi dan malam. Pemerintah sudah mencoba mencari pemecahannya dengan menyediakan TransJakarta untuk transportasi wilayah Jakarta. Tapi sepertinya kurang berjalan dengan baik karena masih ada saja pengguna kendaraan pribadi yang menggunakan jalur TransJakarta. Hal ini tentu mengurangi manfaat TransJakarta yang dibuat untuk transportasi umum yang tidak mengalami macet pada jam-jam sibuk, karena sudah mempunyai jalur sendiri.
Jakarta, pembangunan, dan problemanya tidak dapat dipisahkan. Inti dari semua masalah-masalah pembangunan di Jakarta adalah penduduk Jakarta itu sendiri. Semua pembangunan di Jakarta tidak akan berjalan dengan baik apabila masyarakat Jakarta itu sendiri tidak berpartisipasi dalam pembangunan fasilitas-fasilitas yang ada di Jakarta. Secara tidak langsung, keacuhan kita merusak pembangunan itu sendiri.
Berbagai kebutuhan sosial (social needs) terus berupaya dikembangkan untuk memenuhi taraf kelayakan hidup masyarakat di Jakarta. Karena Jakarta dengan luas daerah yang sempit namun padat penduduk, masyarakatnya menginginkan kehidupan yang layak. Hal ini yang membuat keadaan kondisi kota Jakarta cukup mengkhawatirkan. Dengan problem-problem yang dialami masyarakat Jakarta setiap harinya seperti kemacetan yang rutin setiap jam berangkat dan jam pulang kerja kantor, air bersih, polusi, sampah, kurangnya jalur hijau, hingga permukiman kumuh membuat kondisi kota ini sangat dilematis. Terlebih lagi banjir rutin lima tahun sekali yang selalu menghantui masyarakat.Bahkan sekarang hujan seharian pun dapat membuat banjir di wilayah-wilayah tertentu, biasanya yang dulunya adalah rawa-rawa dan lahan persawahan.
Cukup mengkhawatirkan kondisi yang seperti itu karena Jakarta merupakan Ibu Kota Negara Republik Indonesia.Memang sebagian wajah Jakarta sudah cukup tertata rapi dan bersih. Namun itu hanya sebagian contohnya di daerah sentra bisnis dan daerah-daerah penting lainnya yang merupakan pusat kegiatan. Di sana pembangunan dan lingkungannya sangat diperhatikan. Namun bukan berarti tidak ada masalah dibalik kerapian daerah-daerah itersebut. Dibalik gedung-gedung pusat perkantoran terselip perumahan kumuh dengan penerangan seadannya. Kondisi yang demikian sangat memilukan karena tidak sebanding dengan apa yang didepannya.Tidak perlu dijelaskan siapa yang tinggal didalamnya karena kita sudah mengetahui hal ini sejak bertahun-tahun lalu.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam pembangunan wilayah Jakarta. Pembangunan yang berwawasan lingkungan seharusnya cukup untuk menjadi pedoman dalam pembangunan di Jakarta. Gedung perkantoran yang banyak dibangun untuk membantu pergerakan roda ekonomi yang saat ini sedang bergiat melakukan wirausaha, khususnya para kaum muda. Maka dari pembangunan gedung-gedung kantor pemerintah mengakalinya dengan membangun apartemen, baik subsidi dan non-subsidi, yang dibangun untuk memenuhi tempat tinggal warga Jakarta yang semakin hari lahan perumahannya—dan lahan kosong tentu saja--berkurang akibat pembangunan gedung-gedung tersebut. Apartemen non-subsidi ditujukan untuk kalangan menengah ke atas, biasanya perantau yang sudah punya pekerjaan pasti di Jakarta, sedang subsidi ditujukkan untuk menengah ke bawah yang bertujuan untuk mengurangi daerah kumuh. Namun hal ini tidak berjalan lancar karena banyak dari mereka sudah ‘merasa nyaman’ dengan tinggal di’pemukiman yang kurang layak untuk ditempati’. Dengan satu dan berbagai alasan, yang paling sering dijadikan alasan adalah factor ekonomi. Padahal jika mereka tahu ini adalah untuk kebaikan mereka sendiri. Dan tentu saja mereka akan hidup jauh lebih sehat.
Untuk mengatasi polusi, kebisingan, kurangnya lahan bermain karena pembangunan gedung perkantoran dan apartemen, dan sebagai jalur hijau pemerintah berupaya membangun taman kota. Jakarta sudah cukup berpolusi—sudah termasuk jajaran atas kota terpolusi sedunia, cukup bising yang dapat memicu stress, dan kurangnya lahan bermain untuk anak-anak memerlukan banyak taman kota. Bukan hanya sebagai pemandangan sejuk di siang hari, taman-taman ini juga berfungsi untuk wisata murah akhir pekan. Taman Menteng contohnya, taman ini dibangun dengan fasilitas olahraga, terdapat lapangan basket, futsal, dan tempat cukup lapang untuk anak muda bermain skateboard. Selain itu tersedia pula taman bermain untuk balita. Sayangnya, saat malam taman ini kurang penerangan sehingga rentan terjadi tindakan asusila. Dibutuhkan tindakan pengawasan yang cukup pada setiap taman-taman yang ada di kota Jakarta.
Permasalahan Jakarta yang lain dan cukup krusial adalah banjir, banjir besar yang rutin datang dalam jangka waktu lima tahun sekali. Maka dari itu pemerintah membangun bendungan. Diharapkan bendungan ini dapat membantu mengatasi masalah banjir di Jakarta. Salah satunya adalah bendungan Kalimalang. Bendungan besar ini sedang dalam tahap pembangunan, sebagian sudah hampir jadi. Bendungan memang diharapkan untuk membantu mengatasi banjir, namun hal ini tidak akan berfungsi apabila penduduk Jakarta tidak disiplin dalam membuang sampah pada tempatnya. Sepertinya yang dimaksud tempat sampah oleh penduduk Jakarta adalah kali, drainase, dan jalanan, yang notabenenya adalah tempat sampah.
Dan hal lain yang memang sudah sangat membutuhkan solusi secepatnya adalah masalah transportasi. Angkot, kopaja, sepeda motor, dan mobil pribadi ramai-ramai memadati jalanan ibukota setiap harinya, pagi dan malam. Pemerintah sudah mencoba mencari pemecahannya dengan menyediakan TransJakarta untuk transportasi wilayah Jakarta. Tapi sepertinya kurang berjalan dengan baik karena masih ada saja pengguna kendaraan pribadi yang menggunakan jalur TransJakarta. Hal ini tentu mengurangi manfaat TransJakarta yang dibuat untuk transportasi umum yang tidak mengalami macet pada jam-jam sibuk, karena sudah mempunyai jalur sendiri.
Jakarta, pembangunan, dan problemanya tidak dapat dipisahkan. Inti dari semua masalah-masalah pembangunan di Jakarta adalah penduduk Jakarta itu sendiri. Semua pembangunan di Jakarta tidak akan berjalan dengan baik apabila masyarakat Jakarta itu sendiri tidak berpartisipasi dalam pembangunan fasilitas-fasilitas yang ada di Jakarta. Secara tidak langsung, keacuhan kita merusak pembangunan itu sendiri.
Senin, 07 Juni 2010
it's time to be green
Pernah ga sih anda berpikir untuk membuang sampah pada tempatnya? Pernah ga anda berpikir udara yang anda hirup berasal dari mana? Apakah anda menyadari hal itu? memang sih terlihat sepele namun banyak makna didalamnya.
Sekarang waktunya untuk menghijaukan kembali bumi ini. Ingat, sampah dapat menimbulkan bencana dan udara yang kita hirup berasal dari tumbuhan. Apa jadinya kalau tumbuh-tumbuhan jadi terbatas jumlahnya dan tidak mampu lagi memproduksi oksigen. Mau darimana kita semua ini bernafas? Umur bumi sudah semakin renta. Cobalah untuk peduli akan lingkungan sekitar.
Semoga artikel ini dapat membuka pikiran anda semua akan pentingnya lingkungan.
Sekarang waktunya untuk menghijaukan kembali bumi ini. Ingat, sampah dapat menimbulkan bencana dan udara yang kita hirup berasal dari tumbuhan. Apa jadinya kalau tumbuh-tumbuhan jadi terbatas jumlahnya dan tidak mampu lagi memproduksi oksigen. Mau darimana kita semua ini bernafas? Umur bumi sudah semakin renta. Cobalah untuk peduli akan lingkungan sekitar.
Semoga artikel ini dapat membuka pikiran anda semua akan pentingnya lingkungan.
Langganan:
Postingan (Atom)